Tetralogi Pulau Burn ditulis sewaktu Pramoedya ‘Ananta Toer masih mendekam dalam kamp kerja paksa tanpa proses hukum pengadilan di Pulau Buru. Sebelum ditulisk‘an, roman ini dicerita ulangkan oleh penulisnya kepada teman-temannya di pulau tersebut. Hal itu mengisy'aratkan dug ha], kesatu bahwa penulisnya mer‘nang menguasai betul-betul cerita yang dimaksud. Kédua. agar cerita tersebut tidak menghilang dari ingatan Yang tergerus oleh datang perginya peristiwa dan seiring usia yang kian meringsek ke ,depan. '
Sumber https://matakt.blogspot.com/