Abu Bakar Ba’asyir (umur 81 tahun) yaitu terorist pelaku acara kejahatan dengan melaksanakan dan mendukung gerakan pemboman. Dulunya dia seorang tokoh agama terkemuka, pendiri MMI Majelis Mujahidin Indonesia, dan pendiri pesantren di Indonesia.
Pada masa order gres (1966-1998). Ba’asyir secara tegas menolak NKRI & PANCASILA.
Semasa hidupnya, Beliau terbukti terlibat dalam pendanaan latihan teroris.
Pada tahun 2014. Di penjara Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Baa’shir menyatakan dirinya potongan dari ‘Kekalifahan Islamic State’ dengan Baiat dan menampilkan symbol-symbol bendera hitam tersebut.
KEBEBASAN SANG PAHLAWAN
Abu Bakar Ba’asyir dikabarkan ingin dibebaskan oleh Presiden Jokowi dengan alasan faktor usia dan kesehatan menurun.
Presiden Jokowi menyampaikan :
Begini, kan sudah saya sampaikan bahwa alasannya yaitu kemanusiaan dan ustaz Abu Bakar Ba’asyir sudah sepuh, kesehatannya sering terganggu. Bayangkan jikalau kita sebagai anak melihat orang renta kita sakit-sakitan menyerupai itu. Itulah yang saya sampaikan secara kemanusiaan. Sahutnya.
Kabar menghembus terhadap pembebasan Abu Bakar Ba’asyir. Sontak membuat negara menyerupai Amerika Serikat & Australia tak oke alasannya yaitu dia merupakan terrorist berbahaya.
Hal ini diakui oleh Yusril Ihza Mahendra, membenarkan banyak telpon dari luar negeri keberatan atas pembebasannya.
Beberapa pengamat menilai. Langkah yg dilakukan oleh Jokowi biar untuk mencetak poin kemenangan di pemilu April 2019 nanti.
Abu Bakar Ba’asyir diperkirakan mempunyai lebih dari 10.000 – 1.000.000 orang pengikut.
Padahal langkah yg dilakukan Jokowi tersebut bisa menjadi manuver sangat berbahaya.
Apabila Abu Bakar Ba’asyir bebas, maka pendukungnya tertawa dan bergembira.
Walaupun usia sudah lanjut, tetapi dia masih sanggup duduk di kursi, berbicara dan menghimpun ribuan orang dalam jumlah besar biar kembali memikirkan planning terorisme selanjutnya dalam mendukung gerakan Islamic State (ISIS) dan kembali terhubung ke Timur Tengah dan jaringan sel-sel ISIS lainnya.
Ada kabar hoax berhembus bahwa ISIS/ISLAMIC STATE buatan Amerika Serikat.
Ini tak benar,
Bagaimana anda bisa menyatakan Abu bakar Baasyhir sebagai potongan dari intelijen AS, begitu juga Aman Abdurrahman pendiri Jamaah Ansharut Daulah, dia potongan dari ISIS. Bagaimana anda menjelaskan mereka semua buatan Amerika Serikat.
Lalu, Bagaimana anda bisa memberi klarifikasi teroris ISIS. Almarhum Santoso yg berada di gunung biru, kabupaten Poso, Sulawesi tengah.
Butuh bertahun-tahun dan mengerahkan ribuan personil Tentara Nasional Indonesia untuk memburu Santoso dan anak buahnya yg juga terhubung ke ISIS cabang Filipina, kelompok Abu Sayyaf.
Santoso terbukti berbahaya alasannya yaitu secara tegas menolak Pancasila, NKRI dan tak segan-segan membantai abdnegara kepolisian dan menguburkannya di lubang yg sama.
Sehingga Tentara Nasional Indonesia terpaksa memburunya di hutan dan diperintahkan untuk menembaknya dalam keadaan mati alasannya yaitu begitu berbahaya.
Lalu bagaimana menjelaskan wacana Mahmud Ahmad. Pemimpin ISIS (Islamic State) cabang Malaysia, Indonesia dan Filipina yg terhubung dengan ISIS-ISIS cabang-cabang lainnya di seluruh dunia.
Saat ini diperkirakan ribuan hingga jutaan pengikut ISIS di Indonesia bersembunyi di kontrakan dan rumah masing-masing untuk menanti kebebasan beberapa pahlawannya yg masih tersisa, Abu Bakar Ba'asyir.
Tak mungkin di pemilu April 2019 mereka mencoplos Jokowi, alasannya yaitu dipastikan mereka ‘GOLPUT’ alasannya yaitu mereka secara lantang menolak Pancasila & NKRI untuk menegakkan Kekalifahan. Bahkan berencana suatu dikala nanti berperang dengan TNI, KOPASSUS dan seluruh tentara-tentara yg ada di dunia.
ISIS mempunyai tujuan utama yaitu membuat sebuah negara raksasa kekalifahan Daulah Islamiyyah lintas batas di bumi ini. Bagi siapa saja yg menghalangi ideologinya maka dianggap musuh, kafir, thaghut, murtad dan menjadi sasaran peperangan.
Sidney Jones, pakar teroristme di Indonesia menyampaikan :
Ini memperlihatkan mereka yg melihat demokrasi sebagai hal yang tak sesuai dengan Islam alasannya yaitu itulah yang dilakukan oleh Ba’ashir sepanjang hidupnya.
Rencana pembebasan Ba’asyir akan memperlihatkan para Jihadis kembalinya jagoan mereka. statusnya semakin meningkat dengan memenangkan kebebasannya dari penjara tanpa harus mendapatkan Pancasila, ideologi NKRI atau berjanji setia kepada Indonesia.
Mengapa Jokowi menentukan membebaskan sekarang, Jokowi akan dituduh untuk mencoba mencetak poin politik.
Bila nanti Ba’asyir dibebaskan, Jokowi tampak menyerupai Machiavellian yang melaksanakan apa saja dengan imbalan beberapa pendukung suara, secara politik tuli dan buta sehingga Jokowi tidak tahu akhir konsekuensinya nanti.
Ini menujjukkan bahwa Jokowi menyimpan belas kasihannya untuk seorang terorist ekstrem populer yang kebetulan sudah sakit & tua.
Jika pembebasan terjadi. Mungkin tidak akan meningkatkan resiko serangan, tetapi dipastikan Ba’asyir berkemas-kemas mengobarkan kembali Jihad untuk mendukung kejahatannya.
UPDATE : (23/1/2019) PEMBATALAN PEMBEBASAN
Moeldoko, kepala staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat untuk kepresidenan menyampaikan :
Iya, (Tidak jadi dibebaskan). Karena persyaratan tidak bolek dinegosiasikan. Harus dilaksanakan. Syarat formil narapidana kasus terorisme yakni pertama bersedia berhubungan dengan pemerintah untuk membantu membongkar kasus tindak pidana yang pernah dilakukannya.
Kedua, menjalani paling sedikit dua per tiga masa pidana dengan ketentuan dua per tiga pidana tersebut sedikit 9 bulan.
Ketiga, menjalani asimilasi paling sedikit setengah dari sisa masa pidana yang wajib dijalani. Menunjjukkan kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan pemohon dijatuhi pidana dan menyatakan ikrar kesetiaan pada NKRI secara tertulis.
Presiden Joko Widodo bekerjsama menyambut baik permohonan Ba’asyir bebas. Sebab kondisi kesehatan Baasyir yang kini sudah berusia 81 tahun terus menurun sehingga membutuhkan perawatan khusus.
Dari sisi kemanusian, Presiden sangat memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Namun Presiden juga memperhatikan prinsip bernegara yang tidak sanggup dinegosiasikan.
Akses Ba’asyir ke kemudahan kesehatan ngga berubah itu standard. Itu untuk urusan kesehatan, kemanusiaan. Ngga bisa dikurangi. Sahutnya.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU
Sumber https://www.afrid-fransisco.id/