-->
Story Of My Life Part 2
4/ 5 stars - "Story Of My Life Part 2" Pengalaman di part yang kedua ini cukup berbeda, cukup butuh waktu yang usang buat move on, lantaran setiap ceritanya cukup berkesan ...

Story Of My Life Part 2





Pengalaman di part yang kedua ini cukup berbeda, cukup butuh waktu yang usang buat move on, lantaran setiap ceritanya cukup berkesan sekali bagiku wkwkwk.

Oke lanjut,

Setelah saya lulus Sekolah Menengah kejuruan tahun 2017, saya gemar sekali menyiksa diriku sendiri, terlalu banyak berfikir, selalu memikirkan hal terburuk apa yang akan terjadi dan lamban dalam menentukan keputusan.
Karena kebingungan antara mau kerja dulu atau kuliah, kesannya yang saya pilih yaitu saya akan bekerja dulu untuk ketika ini dan mencoba lagi ditahun ’18 :v

Adil bukan?

Mungkin sebagian dari kalian kepo dengan si A yang pandai itu, nah saya benar – benar kenal dengan si A waktu kita sama – sama jadi anggota karang taruna dikampung. Waktu itu ada jadwal di 17 agustus dan pak rt dikampungku mewajibkan karang taruna untuk menciptakan sebuah panggung dan si A lah yang menjadi pemimpin paduan suara.

Oke saya skip dibagian acara,

Aku dari dulu memang orangnya sedikit tertutup dan lebih menentukan membisu daripada membuka topik pembicaraan.

“Kenapa kok gitu?”

Ya lantaran nyaman aja.

Aku dengan si A mulai chattingan ketika beliau tanya – tanya perihal film/anime kesukaan, music dan banyak lagi deh..

Aku dari sd-smp sudah suka k-pop (Super junior, Girls generation, 2ne1 dll), di smp mulai menyukai JKT48 dan pas waktu smk suka music - music Japanese/J-pop.
Begitupun juga si A, beliau suka k-pop, k-drama, anime, dan segala yang berbau Japanese.
Dan kita berdua sama – sama punya hobi menggambar.

Gak usang kemudian, saya mencoba memberanikan diri untuk tanya perihal sbmptn dia.
dia milih di ITS Teknik kimia, sama menyerupai ibunya dulu dan ternyata gak lolos,
Ada sedikit keterkejutan dalam diriku, lantaran jika dilihat dari latar belakangnya si A, beliau itu anaknya pintar, lulusan sman favorit disurabaya dan kedua orang tuanya pun lulusan kampus terfavorit disurabaya.

“kamu kok tau detailnya”

Dia banyak curhat denganku dan saya juga banyak tau perihal dirinya.
Setelah jadwal 17’an selesai, saya sudah jarang sekali ketemu dengan si A, beliau sudah benar – benar fokus dengan sbmptn '18, tapi waktu itu kita masih sering chatingan.

aku rasa, hanya dengan chattingan, kita sama-sama menyukai, lebih tepatnya mengagumi, ehh entahlahh. saya malu untuk mengungkapkan dan beliau pun juga sama.






ketika sudah usang tidak melihat si A, pernah suatu hari saya pergi ke pasar mau beli makanan, dari kejauhan saya melihat si A bersama ibunya. entah kenapa ada tiba-tiba kedua kaki ku lemas, ada perasaan Nervous dan berharap biar beliau tidak melihatku, yasudah saya eksklusif putar balik pulang dan gak jadi kepasar. wkwkwk.

mungkin kalian berpikiran, "alahh alay kamu, terlalu lebay..."
yasudah, tidak masalah, setiap orang mempunyai abjad yang berbeda beda, saya hanya mencoba menceritakan apa yang saya rasakan pada ketika itu, meskipun sedikit abnormal bagi kalian.

setelah kita saling komunikasi cukup lama, beliau benar - benar menghilang waktu sbmptn kurang 3 bulan lagi, beliau benar - benar off dan tidak diperbolehkan sama sekali memegang hp,
jujur, jika saya sendiri gak bakalan bisa jika menyerupai itu, hahaha.

Waktu test sbmptn sudah tinggal sedikit lagi, saya sudah berusaha untuk tetap berguru meskipun sedikit susah, lantaran posisiku sudah tidak sekolah lagi dan galau mau tanya ke siapa dan konsultasi ke siapa buat sbmptn '18, tapi bergotong-royong ada sih beberapa guru smk ku dulu yang membantu, tapi ya begitulah, saya gak bisa terlalu banyak berharap, lantaran guruku sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya mulai dari pagi hingga sore, jadi saya gak mau aja jadi pengganggu.

Oh ya, ditahun '18 ini, saya mengikuti 2 test, sbmptn dan umptkin.
di sbmptn dipilihan pertama saya milih sistem informasi, kedua teknik lingkungan dan yang ketiga ini saya lupa, kemudian untuk yang umptkin saya milih ilmu aturan sama ekonomi jika gak salah.

untuk sbmptn kali ini, saya gak mau bencana tahun kemarin terulang lagi, sesudah daftar dan muncul lokasi ujian, saya eksklusif bergegas kesana untuk meninjau lokasi, biar gak kebingungan lagi.

Ujian sbmptn dimulai tanggal 8 mei dan lokasi ujianku berada di Stikom surabaya, waktu itu saya sendirian, si dicky sudah gak ikut sbmptn lagi, beliau tetapkan untuk kerja sesuai keinginannya dari kecil, menjadi op warnet. alhamdulillah kali ini tidak ada problem menyerupai problem teknis tahun lalu, lantaran saya lebih menentukan test tulis daripada cbt, hehehe.

Di sbmptn '18 ini lagi-lagi saya kurang yakin dengan hasilnya, dan saya mengira jika tahun ini bakal gak lolos lagi meskipun tidak sepesimis tahun lalu.

"Kenapa?"

yang membuatku pesimis yaitu kayaknya saya salah menentukan jurusan, waktu itu sistem informasi menjadi salah satu jadwal studi yang banyak peminatnya, tapi yasudahlahya, toh sudah terpilih dan gak bisa dirubah.

untuk test umptkin sendiri dilaksanakan tanggal 22 mei bertepatan dengan bulan ramadhan. Tempat testku berada di univ sunan ampel surabaya/Uinsa. waktu itu rasa pesimis untuk lolos itu kembali muncul, ternyata banyak juga soal-soal yang membahas perihal ayat-ayat Al-Quran, hadist, sunnah dsb. bagi orang menyerupai diriku, yang sama sekali bukan dari latar belakang kalangan santri, soal tersebut cukup sulit.

Waktu ujian telah usai, saya keluar dari lokasi tersebut dengan kurang bahagia, rasanya mulai waktu itu saya sudah tau akan menyerupai apa hasilnya. saya sudah sanggup menebak saya gak bakalan bisa masuk ptn lagi untuk tahun ini namun saya sedikit berharap biar sbmptn bisa lolos.

Oke saya skip hingga pengumuman.

Semua ujian telah selesai, entah itu snmptn, sbmptn dsb, hanya saja ptn masih membuka registrasi untuk jalur mandiri. Waktu pengumuman ternyata dua-duanya tidak lolos, saya putus asa lantaran usahaku selama ini sia-sia, saya sering memberi label kepada diriku sendiri orang yang bodoh, dan mungkin paling bodoh. 

Semenjak hari itu, saya menentukan untuk menghapus semua postinganku menyerupai yang ada di part 1, menghapus semua medsos, lebih sering membisu dalam kamar, menarik diri dari pertemanan dan masih banyak lagi.

Aku waktu itu galau harus melaksanakan apa, mencari pekerjaan susah, sekalipun diterima syaratnya ijazah harus ditahan dan saya gak mau pekerjaan yang menyerupai itu. sesudah berhari-hari saya menyerupai itu, orang renta mungkin merasa kasihan, pada kesannya saya disarankan biar lanjut sekolah saja dan alhamdulillah bertepatan dengan itu ibuku juga sanggup pekerjaan. 

sebelumnya kakakku menyuruhku untuk masuk Stikom saja, tapi saya ogah menuruti sarannya lagi, di Stikom cukup mahal dan saya lebih menentukan ilmu manajemen negara - Untag dan diterima, 
Namun gak usang kemudian saya tidak jadi ke Untag, lantaran sesudah dipikir-pikir saya gak bisa dengan sistem pembayarannya, lantaran tiap bulan, yang saya inginkan eksklusif tiap semester.

Pada akhirnya, saya masuk ke  Sistem informasi - Unusa.

Alasan milih kampus ini sejujurnya sih cuma lantaran murah dan perkembangannya pun cukup elok meskipun lokasi dari rumahku cukup jauh.

Kembali lagi ke si A.

sudah usang sekali saya gak chattingan dengan si A, saya juga gak tau kabarnya bagaimana beliau lolos atau enggak, tapi tiba-tiba beliau mencoba menghubungiku.


kalian bisa lihat sendiri, beliau menanyakan hal itu (sbm) padaku, namun saya malah balik tanya, saya benar-benar malu, saya tidak mau berteman dengannya lagi, gak pantes rasanya orang kurang pandai menyerupai diriku berteman dengan anak yang pintar. lebih baik saya menjadi orang asing menyerupai dulu lagi dan melupakan segalanya.

Setelah berbulan bulan tidak pernah chattingan, beliau sudah sibuk dengan urusan kuliahnya, begitupun juga dengan diriku, beliau menciptakan Wa story yang diprivasi,

"kamu tau kalo itu benar di privasi?"

ya saya tau, lantaran story tersebut hanya bisa dilihat oleh ku dan diteman-teman lainnya tidak ada. beginilah isinya,
Hari itu, kau pergi bukan untuk waktu yang lama. Aku tak tahu kemana kau akan pergi hingga kau belum pulang hingga hari ini. Sungguh, saya khawatir saya takut kau tidak akan kembali. Namun kini, saya tidak lagi mencicipi ketakutan itu, saya yakin ketika ini kau baik-baik saja dimanapun kau berada, alasannya saya mempercayakanmu pada Rabb ku, Rabb kita bersama. Aku percaya, beliau niscaya menjagamu, saya akan terus memintanya untuk memberikanmu petunjuk yang akan menuntunmu bagaimana cara biar kau bisa kembali pulang. Aku hanya perlu bersabar dalam menunggu bukan? Menunggu itu indah. Dalam perjalananmu itu kau menemui berbagai pelajaran berharga yang akan lebih mendewasakannmu, hingga setibamu disini, didekatku, kau akan menceritakan semuanya padaku. Kamu tau? saya akan selalu menjadi rumahmu, saya akan selalu menjadi kawasan dimana kau akan kembali pulang. Aku masih disini, ditempat yang sama, menyerupai ketika sebelum kau pergi, menunggumu kembali. Bagaimana denganmu? Segeralah kembali pulang, saya menunggumu, -Surabaya 14 Januari 2019
Terlepas pesan itu untuk ku atau bukan, tapi saya sangat menyukai kata-kata tersebut dan ini dariku untuk dirimu (A)

Kita dulu pernah sama-sama berjuang, dan pada kesannya kita sama-sama terjatuh kemudian saling menyebarkan rasa sakit. Kau jatuh padanya, sedangkan saya jatuh sendirian. Aku berjuang untuk tetap bisa bersamamu, kau berjuang untuk mendapatkannya. Hingga kesannya kita sama-sama berhasil, kau berhasil mendekapnya dan saya berhasil kau kalahkan dan kau hancurkan. Tak apa, setidaknya kita pernah sama-sama. Meskipun berbeda tujuan.

Sumber https://yuanizen.blogspot.com/