Daniel memandang kosong keluar gedung kantomya, berkali-kali ia menghembuskan napasnya berat, wajahnya terlihat muram.
“Selamat siang pak Daniel” sekertaris Daniel menyadarkannya.
“Pertemuan hari ini di hotel XXX jam 2 dan anda akan berangkat tiga puluh menit lagi” mengingatkan
Daniel.
Daniel memutar tubuh menghadap lawan bicaranya, “Apa kamu sudah menemukan wanita itu?”
“Maafkan saya pak Daniel, tapi saya belum berhasil mencmukannya.”
Daniel terlihat frustasi mendengar jawaban dari sekertarisnya itu.
Melihat hal itu sekertaris Daniel melanjutkan perkataannya, “Saya akan berusaha lebih keras lagi untuk menemukannya pak.”
Daniel mengangguk lemah.
Daniel memutar kembali tubuhnya menghadap kaca transparan itu, magan§a tenutup, dahinya berkerut, napasnya berat dengan raut wajah yang tidak kalah muramnya. Ingatan Daniel kembali pada satu bulan yang
lalu saat ia berada di Bali.