-->
Filsafat Ketuhanan Agnostisisme Dan Ateisme
4/ 5 stars - "Filsafat Ketuhanan Agnostisisme Dan Ateisme" Agnostisisme Untuk pedoman penganut paham agnostisisme dalam filsafat ketuhanan mereka termasuk yang tidak mau tahu perihal ada atau tidak...

Filsafat Ketuhanan Agnostisisme Dan Ateisme



Agnostisisme

Untuk pedoman penganut paham agnostisisme dalam filsafat ketuhanan mereka termasuk yang tidak mau tahu perihal ada atau tidaknya Tuhan. Para penganut pedoman ini berpendapat demikian karena mereka mengalami kebuntuan dalam pemikiran adanya Tuhan. Sehingga mereka tidak mampu mengatakan defenisi perihal Tuhan.

Penting dibedakan dengan Ateisme, Ateisme ialah golongan yang menyangkal adanya Tuhan. Sementara untuk Agnostisisme, mereka ialah orang-orang yang tidak peduli dengan adanya Tuhan.

Ateisme

Ateisme ialah penganut paham dimana mereka menyangkal adanya Tuhan. Mereka membantah adanya yang kuasa dengan alasan. Salah satu bagian dari Ateisme ini ialah penganut paham Scientisme.

Scientisme adalah pedoman yang menggunakan pemikiran logis. Segala sesuatunya menurut pengetahuan rasional. Semuanya diitarik dalam bentuk pengambilan kesimpulan dengan ilmiah. Manusia dan semua yang ada pada manusia, termasuk akal-budi dipandang sebagai objek pada akhirnya. Dalam hal ini scientisme tidak baiklah dengan hal yang bersifat metafisika, mereka tidak yakin adanya roh, tidak yakin adanya malaikat dan gaib.

Contoh penganut pedoman ini ialah Charles Darwin, dengan terang-terangan menolak bagaimana insan diciptakan menurut kitab suci. Darwin memandang terjadinya insan berasal dari evolusi (teori evolusi). Ini artinya alam secara keseluruhan ialah objek objek yang ber-evolusi.

Kembali pada Ateisme. Dalam ateisme juga dikenal tokoh tokoh populer. Berikut tokoh tokoh yang terkenal dengan paham Ateisme.
 Untuk pedoman penganut paham agnostisisme dalam filsafat ketuhanan mereka termasuk yang ti Filsafat Ketuhanan Agnostisisme Dan Ateisme
Tokoh Filsafat Ateisme

1. Ludwig Feuerbach

Ludwig Feuerbach melihat Tuhan dan Agama hanya sebagai bentuk keinginan insan saja. Beliau menolak pernyataan Hegel ‘ Tuhan menyatakan diri dalam ke sadaran manusia’. Menurut Feuerbach, yang faktual ialah Manusia. Tuhan bukanlah sesuatu yang nyata, Tuhan hanya cita-cita insan karena insan tidak memiliki sifat tersebut.

Filsafat Ketuhanan model mirip ini yang menjadi bibit tumbuhnya pedoman filsafat materialisme. Semua hanya terdiri dari benda-benda yang bergerak. Makara sungguh asing jikalau ada yang bersembahyang, karena ini hanya proses insan menyembah khayalan insan saja.

2. Karl Marx

Sebuah pernyataan dari Karl Marx, Agama ialah candu. Sebab agama maka masyarakat tidak akan pernah mendapat kemajuan. Manusia tak mampu bersikap rasional dengan agama.

Marx menyatakan bersama-sama insan hanya berlari dari penindasan dari orang orang yang menindas dan mengkritik. Untuk mencari tempat berlindung tersebut Tuhan diciptakan dalam pikiran mereka. Jika insan berpikir bahwa Tuhan dan agama itu nihilmaka insan akan hidup dengan bebas. Peran Tuhan tak dibutuhkan, asal kapitalisme yang sering menindas terhapus.

3. Sigmund Freud

Dikenal dengan teori psikoanalis. Freud mengemukakan sebuah pertanyaan. ‘ Apakah sebuah kepercayaan pada Tuhan mampu dipertanggung-jawabkan? Latar belakang analisis Freud dikarenakan insan yang meyakini agamanya bahkan tidak mencari kebenaran di dalam agama tersebut. Manusia hanya mendapat agama tersebut begitu saja. Tuhan hanya ilusi, ilusi yang dilindungi sebagaimana seorang ayah melindungi anaknya.

Berikutnya Freud mempertanyakan ‘ Apakah agama sungguh baik untuk manusia?’ Ini mengatakan sebuah ke-ambiguan. Freud tidak mejamah ranah ada tidaknya Tuhan,Tetapi freud lebih menyadarkan insan dari ilusi adanya Tuhan.

Alasannya, aagma tidaklah mencukupi. Sebab yang kuasa tidak mampu dijelaskan dalam intelektual, dan jikalau mencari manfaat agama, agama hanya resistor bagi perkembangan langsung manusia. Oleh alasannya ialah itu Freud berpendapat bahwa agama harus ditolak.

4. Friedrich Nietzsche

Nietzche dikenal dengan pernyataannya pada sebuah buku Seruan Zarathustra. Nietzche berkata ‘ Tuhan Telah Mati, Kita yang membunuh Tuhan itu’. Awal penolakan Nietzsche bermula pada penganut kristen yan tidak memperlihatkanbagaimana langsung seorang kristen seharusnya.

Nietzche mengungkapkan bersama-sama kebenaran ialah barang subjektif. Bergantung pada pikiran manusia. Termasuk dalam kebenaran beragama. Sesuatu mampu saja baik namun terlihat tidak baik, sesuatu mampu saja terlihat tidak baik padahal baik. Sama dengan penganut ateisme lainnya, agama dipandang sebagai sesuatu yang menghambat perkembangan karena pedoman agama sifatnya mengikat manusia. Baca juga : Biografi Lengkap Friedrich Nietzsche.

5. Paul Sartre

Dalam pandangan Sartre yang kuasa ialah sesuatu yang tidak diinginkan kehadirannya. Tuhan tidak menemuinya. Dengan alasan tersebut Sartre telah menolak ke-ada-an yang kuasa semenjak berusia 12 tahun.

Sartre yang pernah mengenyam pendidikan katolik hasilnya memilih ‘agama baru’ yaitu sastra. Sartre berpendapat tak ada maha pencipta, insan mampu mengatur eksistesi dirinya masing-masing. Eksistensi insan lebih mndahului esensi. Maksudnya, insan akan memilih siapa dirinya terlebih dahulu dibanding mengetahui esensi yang ada pada dirinya.

Sartre membantah ungkapan Descartes ‘ Saya berfikir maka saya ada’. Dalam hal tersebut Descartes lebih mendahulukan esensi diri (berpikir) ketimbang keberadaan (aku ada). Menuru Sartre yang benar ‘Saya ada, lalu saya berpikir’. Terlihat bagaimana kentalnya Sartre mendahulukan keberadaan ( saya) dibanding esensi (berpikir). Terkait : Biografi dan Pemikiran Jean Paul Sartre.

Sartre mengatakan teori eksistensial. Ada dua hal yang diungkap dalam teori eksistensial Sartre. Pertama ada didalam diri meliputi netralitas ; tidak aktif juga tidak pasif, tidak positif dan jugatidak negatif. Kedua ada untuk diri sendiri yang bekerjasama dengan kesadaran pada diri manusia.

Sumber http://www.marthamatika.com/