Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh?
Membaca sejarah hidup para tokoh yang pernah mewarnai dunia Islam memang menarik dan mengasyikkan, dengan cara ini kita bisa menimba ilmu, menyerap kearifan, dan motivasi, mencicipi segala usaha yang telah mereka torehkan atau lewat pitutur-pitutur mereka yang sarat dengan hikmah.
Diantaranya yaitu Syekh Abdul Qodir Jilani
Siapa yang tak kenal Asy-Syekh Abdul Qadir Jaelani, atau Abd al-Qadir al-Gilani ialah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat, dan sufisme, dan sebagian para pengikut (Indonesia Kususnya) sering digelar zikir manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani yang terus di adakan sebagai bentuk kecintaan dan keinginan karomah beliau, Nama ia pun sering digunakan bagi yang mempunyai Anak Laki-laki muslim.
Syeikh Abdul Qodir Al Jailani Ra ialah orang Kurdi atau orang Persia, Ia dianggap wali dan diadakan di penghormatan besar oleh kaum Muslim dari anak benua India, diantara pengikut di Pakistan dan India.
Ia ialah Seorang Sultan yang Agung juga dikenal sebagai Ghaus-e-Azam. Beliau masih keturunan Rosulullah SAW.
Seperti riwayat berikut
Dari ibunya(Husaini): Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah 'Atha bin Mahmud bin Kamaluddin Isa bin Abi Jamaluddin bin Abdullah Sami' Az-Zahid bin Abu Ala'uddin (ﻋﻼﺀﺍﻟﺪﻳﻦﺍﻟﺠﻭﺍﺩ) bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam.
Tempat dan tanggal Kelahiran Syekh
Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 bulan puasa di 470 Hijriyah, 1077 M, dan wafat pada hari Sabtu malam, sehabis magrib, pada tanggal 9 Rabiul final di kawasan Babul Azaj di Baghdad pada 561 H/1166 M.
Abdul Qadir Lahir 18 Maret 1077 di kota
Amol, persinya bab selatan Laut Kaspia yang kini menjadi Provinsi Mazandaran di Iran, Meninggal 15 Januari 1166 Usia 88 tahun di kota Baghdad, Irak
Tempat pemakaman di Makam Abdul Qadir, Baghdad, Irak.
Mengenal Keluarga Syeikh Abdul Qodir
Orang renta Beliau:
Ayah Abu Salih dan Ibu: Umm Khair Fatima
Anak-anak ia yaitu:
Shaikh Abdul-Wahab, Sheikh Abdul-Razzaq, Shaikh Abdul-Aziz, Shaikh Isa, Shaikh Musa, Sheikh Yahya, Sheikh Abdullah, Sheikh Muhammed dan 41 lainnya. Sheikh Ibrahim.
Baca Karya ia :
Catatan sejarah namalengkap Beliau
Seorang jago sejarah Islam yaitu, Ibnul Imad menyebutkan perihal nama dan masa hidup Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany: "Pada tahun 561 H hiduplah Asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan bin Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailany". (Lihat Syadzarat Adz-Dzahab (4/198) oleh Ibnul Imad Al-Hanbaly)
Nama Abdul Qadir Jaelani juga dilafalkan Abdulqadir Gaylani, Abdelkader, Abdul Qadir, Abdul Khadir - Jilani, Jeelani, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani, Keilany
Perjalanan hidup atau (Biografi syekh Abdul Qodir Al Jailani)
Pada Masa Muda Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M.
Karena tidak diterima berguru di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali.
Di Baghdad dia berguru kepada beberapa orang ulama ibarat Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimiseim.
Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga bisa menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di kawasan Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani.
Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil menunjukkan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat sehabis mendengar nasihat dia.
Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, kemudian tiba menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak bisa menampung lagi.
Mempunyai banyak Murid menjadi Ulama besar
Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, ibarat al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih populer al Mughni.
Komentar para Ulama perihal Syekh Abdul Qodir
Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama dia selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk berguru kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani hingga dia meninggal dunia.
Syeikh Ibnu Qudamah saat ditanya perihal Syeikh Abdul Qadir menjawab,
"Kami sempat berjumpa dengan dia di final masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang dia mengutus putra dia yang berjulukan Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam salat fardhu".
Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah mempunyai pemahaman yang manis dalam problem tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah."
Karya karya ia diantaranya:
Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis dia. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Riwayat Syekh berdasarkan para Imam serta Kontroversinya
al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi
Syeikh Abdul Qadir al Jailani ialah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan jago zuhud. Ia banyak mempunyai keutamaan dan karamah. Tetapi, ada seorang yang berjulukan al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi al-Mishri (nama lengkapnya ialah Ali bin Yusuf bin Jarir al Lakhmi asy Syathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam tiga jilid kitab. Judul orisinil Kiab itu cukup panjang, yaitu Bahjatu Al-Asraar wa Ma’dinu Al-Anwar fi Ba’di Manaqib Al-Quthb Ar-Rabbani Abdul Qadir jailani.
Al Muqri' lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya).
Imam Adz-Dzahabi
Sam'ani berkata, "Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ialah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup dia." Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga menunjukkan kesan seolah-olah dia mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, "Intinya Syeikh Abdul Qadir mempunyai kedudukan yang agung, tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Tuhan menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas namanya."
Imam Adz Dzahabi juga berkata, " Tidak ada seorangpun para kibar masyayikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang tidak mungkin terjadi".
Syeikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, "Aku telah mendapat aqidahnya di dalam kitabnya yang berjulukan Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka saya mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia tetapkan nama-nama dan sifat-sifat Tuhan dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.
Ibnu Rajab Al-Hambali
Dalam mengomentari kitab kontroversial di atas, Ibnu Rajab Al-Hambali menegaskan: "Cukuplah seorang itu berdusta, bila dia menceritakan yang dia dengar", demikian kata Imam Ibnu Rajab. "Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga saya tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan populer dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh dari agama dan akal, kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas, ibarat kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani rahimahullah."
Kemudian didapatkan pula bahwa al Kamal Ja'far al Adfwi (nama lengkapnya Ja'far bin Tsa'lab bin Ja'far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal al Adfawi), seorang ulama bermadzhab Syafi'i. Ia dilahirkan pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 685 H dan wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi dia dimuat oleh al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. al Kamal menyebutkan bahwa asy-Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.
Subhanallah..
Akhir kata mudah-mudahan dengan mengenal Genealogi sejarah tokoh-tokoh para Imam besar semakin tambah kecintaan kita pada para wali Imam pejuang Islam, dan semakin tambah keimanan kita amin.
Sumber / https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_Jaelani
Membaca sejarah hidup para tokoh yang pernah mewarnai dunia Islam memang menarik dan mengasyikkan, dengan cara ini kita bisa menimba ilmu, menyerap kearifan, dan motivasi, mencicipi segala usaha yang telah mereka torehkan atau lewat pitutur-pitutur mereka yang sarat dengan hikmah.
Diantaranya yaitu Syekh Abdul Qodir Jilani
Siapa yang tak kenal Asy-Syekh Abdul Qadir Jaelani, atau Abd al-Qadir al-Gilani ialah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat, dan sufisme, dan sebagian para pengikut (Indonesia Kususnya) sering digelar zikir manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani yang terus di adakan sebagai bentuk kecintaan dan keinginan karomah beliau, Nama ia pun sering digunakan bagi yang mempunyai Anak Laki-laki muslim.
Syeikh Abdul Qodir Al Jailani Ra ialah orang Kurdi atau orang Persia, Ia dianggap wali dan diadakan di penghormatan besar oleh kaum Muslim dari anak benua India, diantara pengikut di Pakistan dan India.
Ia ialah Seorang Sultan yang Agung juga dikenal sebagai Ghaus-e-Azam. Beliau masih keturunan Rosulullah SAW.
Seperti riwayat berikut
Dari ibunya(Husaini): Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah 'Atha bin Mahmud bin Kamaluddin Isa bin Abi Jamaluddin bin Abdullah Sami' Az-Zahid bin Abu Ala'uddin (ﻋﻼﺀﺍﻟﺪﻳﻦﺍﻟﺠﻭﺍﺩ) bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam.
Tempat dan tanggal Kelahiran Syekh
Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 bulan puasa di 470 Hijriyah, 1077 M, dan wafat pada hari Sabtu malam, sehabis magrib, pada tanggal 9 Rabiul final di kawasan Babul Azaj di Baghdad pada 561 H/1166 M.
Abdul Qadir Lahir 18 Maret 1077 di kota
Amol, persinya bab selatan Laut Kaspia yang kini menjadi Provinsi Mazandaran di Iran, Meninggal 15 Januari 1166 Usia 88 tahun di kota Baghdad, Irak
Tempat pemakaman di Makam Abdul Qadir, Baghdad, Irak.
Penjairahan / Makam Syekh Abdul Qodir |
Mengenal Keluarga Syeikh Abdul Qodir
Orang renta Beliau:
Ayah Abu Salih dan Ibu: Umm Khair Fatima
Anak-anak ia yaitu:
Shaikh Abdul-Wahab, Sheikh Abdul-Razzaq, Shaikh Abdul-Aziz, Shaikh Isa, Shaikh Musa, Sheikh Yahya, Sheikh Abdullah, Sheikh Muhammed dan 41 lainnya. Sheikh Ibrahim.
Baca Karya ia :
Catatan sejarah namalengkap Beliau
Seorang jago sejarah Islam yaitu, Ibnul Imad menyebutkan perihal nama dan masa hidup Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany: "Pada tahun 561 H hiduplah Asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan bin Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailany". (Lihat Syadzarat Adz-Dzahab (4/198) oleh Ibnul Imad Al-Hanbaly)
Nama Abdul Qadir Jaelani juga dilafalkan Abdulqadir Gaylani, Abdelkader, Abdul Qadir, Abdul Khadir - Jilani, Jeelani, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani, Keilany
Perjalanan hidup atau (Biografi syekh Abdul Qodir Al Jailani)
Pada Masa Muda Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M.
Karena tidak diterima berguru di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali.
Di Baghdad dia berguru kepada beberapa orang ulama ibarat Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimiseim.
Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga bisa menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di kawasan Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani.
Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil menunjukkan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat sehabis mendengar nasihat dia.
Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, kemudian tiba menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak bisa menampung lagi.
Mempunyai banyak Murid menjadi Ulama besar
Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, ibarat al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih populer al Mughni.
Komentar para Ulama perihal Syekh Abdul Qodir
Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama dia selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk berguru kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani hingga dia meninggal dunia.
Syeikh Ibnu Qudamah saat ditanya perihal Syeikh Abdul Qadir menjawab,
"Kami sempat berjumpa dengan dia di final masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang dia mengutus putra dia yang berjulukan Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam salat fardhu".
Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah mempunyai pemahaman yang manis dalam problem tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah."
Karya karya ia diantaranya:
- Tafsir Al Jilanial
- al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
- Futuhul Ghaib.
- Al-Fath ar-Rabbani
- Jala' al-Khawathir,
- Sirr al-Asrar
- Asror Al Asror,
- Malfuzhat
- Khamsata "Asyara,
- Maktuban Ar Rasael,
- Ad Diwaan
- Sholawat wal Aurod
- Yawaqitul Hikam
- Jalaa al khotir
- Amrul muhkam
- Usul as Sabaa
- Mukhtasar ulumuddin
Riwayat Syekh berdasarkan para Imam serta Kontroversinya
al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi
Syeikh Abdul Qadir al Jailani ialah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan jago zuhud. Ia banyak mempunyai keutamaan dan karamah. Tetapi, ada seorang yang berjulukan al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi al-Mishri (nama lengkapnya ialah Ali bin Yusuf bin Jarir al Lakhmi asy Syathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam tiga jilid kitab. Judul orisinil Kiab itu cukup panjang, yaitu Bahjatu Al-Asraar wa Ma’dinu Al-Anwar fi Ba’di Manaqib Al-Quthb Ar-Rabbani Abdul Qadir jailani.
Al Muqri' lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya).
Imam Adz-Dzahabi
Sam'ani berkata, "Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ialah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup dia." Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga menunjukkan kesan seolah-olah dia mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, "Intinya Syeikh Abdul Qadir mempunyai kedudukan yang agung, tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Tuhan menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas namanya."
Imam Adz Dzahabi juga berkata, " Tidak ada seorangpun para kibar masyayikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang tidak mungkin terjadi".
Syeikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, "Aku telah mendapat aqidahnya di dalam kitabnya yang berjulukan Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka saya mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia tetapkan nama-nama dan sifat-sifat Tuhan dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.
Ibnu Rajab Al-Hambali
Dalam mengomentari kitab kontroversial di atas, Ibnu Rajab Al-Hambali menegaskan: "Cukuplah seorang itu berdusta, bila dia menceritakan yang dia dengar", demikian kata Imam Ibnu Rajab. "Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga saya tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan populer dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh dari agama dan akal, kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas, ibarat kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani rahimahullah."
Kemudian didapatkan pula bahwa al Kamal Ja'far al Adfwi (nama lengkapnya Ja'far bin Tsa'lab bin Ja'far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal al Adfawi), seorang ulama bermadzhab Syafi'i. Ia dilahirkan pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 685 H dan wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi dia dimuat oleh al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. al Kamal menyebutkan bahwa asy-Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.
Subhanallah..
Akhir kata mudah-mudahan dengan mengenal Genealogi sejarah tokoh-tokoh para Imam besar semakin tambah kecintaan kita pada para wali Imam pejuang Islam, dan semakin tambah keimanan kita amin.
Sumber / https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_Jaelani