-->
Keutamaan Puasa Syawwal Niat Dan Tata Caranya
4/ 5 stars - "Keutamaan Puasa Syawwal Niat Dan Tata Caranya" Assalamualaikum..wr.wb? Puasa Syawwal, yakni puasa yang di laksanakan pada Bulan Syawwal sebanyak 6 Hari sesudah Hari Raya Idul Fitri, ...

Keutamaan Puasa Syawwal Niat Dan Tata Caranya




Assalamualaikum..wr.wb?

Puasa Syawwal, yakni puasa yang di laksanakan pada Bulan Syawwal sebanyak 6 Hari sesudah Hari Raya Idul Fitri, ini merupakan puasa Sunnah yang di contohkan oleh Rosululloh SAW.

Mengerjakan Puasa Syawwal ini Sebagai rangkaian penyempurna Amalan sesudah kita melaksanakan Puasa Ramadhan Sebulan penuh, yang merupakan Puasa Wajib,
dan Puasa Syawwal merupakan Amalan paling di anjurkan sesudah Ramadhan untuk melanjutkan Amalan-amalan kebaikan sesudah meninggalkan Bulan yang penuh Berkah dan Magfiroh.

 yakni puasa yang di laksanakan pada Bulan Syawwal sebanyak  Keutamaan Puasa Syawwal Niat dan Tata Caranya
ngambil gambar dari pixabay.com

Keutamaan atau Fadilah Berpuasa 6 Hari Bulan Syawwal

Teman semua..
Ternyata Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawwal mempunyai Keutamaan atau Fadilah (Pahala) yang sangat istimewa, dan berlipat ganda, ibarat Sabda Rasulullah berikut:

Dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a, ia berkata, Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seakan-akan ia berpuasa satu Tahun penuh.” (Shahih Muslim, no.1164)

Pada hadits ini terdapat dalil tegas perihal dianjurkannya puasa Enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka.
Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah menyatakan makruh.
Namun pendapat mereka ini lemah alasannya yakni bertentangan dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)

Dari Tsauban, di tegaskan lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ  جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

“Barang siapa berpuasa enam hari sesudah hari raya Idul Fitri, maka dia ibarat berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Orang yang melaksanakan satu kebaikan akan mendapat sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan yakni selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal yakni enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh alasannya yakni itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapat puasa ibarat setahun penuh. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465). Segala puji bagi Tuhan yang telah menawarkan nikmat ini bagi umat Islam.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Berpuasa merupakan satu pintu kebaikan!
Salah satu dari pintu-pintu kebaikan yakni melaksanakan puasa.

Rasulullah saw. bersabda:

أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ ...

“Maukah saya tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa yakni perisai, (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)

Melaksanakan Puasa Wajib atau Sunnah, didalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di Dunia maupun akhirat. Di Dunia, puasa yakni perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di alam abadi nanti yakni perisai dari api neraka.

Rasulullah saw. juga bersabda dalam hadits Qudsi:

وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Lalu bagaimana kalau kita hendak melaksanakannya..

Tatacara Melaksanakan Puasa Sunah 6 Hari di Bulan Syawwal

Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan dan Dilakukan di Awal Bulan Syawal?

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i menyampaikan bahwa paling afdhol (utama) melaksanakan puasa syawal secara berturut-turut sehari sesudah shalat ‘Idul Fithri.

Namun kalau tidak berurutan atau diakhirkan hingga simpulan Syawal maka seseorang tetap mendapat keutamaan puasa syawal sesudah sebelumnya melaksanakan puasa Ramadhan.” Oleh alasannya yakni itu, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari sesudah Idul Fithri misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, alasannya yakni dalam hal ini ada kelonggaran.

Namun, apabila seseorang berpuasa syawal hingga keluar waktu (bulan Syawal) alasannya yakni bermalas-malasan maka dia tidak akan mendapat ganjaran puasa syawal.

Kesimpulannya Afdhol-nya Kita bisa berpuasa semampunya (bisa selang-beberapa Hari yang penting masih Bulan Syawwal dan di utamakan sudah mengqodho yang wajib)

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Niat Berpuasa Syawwal

Bagi Teman semua yang ingin mengerjakan puasa Syawal, dibawah ini merupakan niat puasa Syawal disebut juga Syawwalan, atau Nyawwalan:

Bismillahirrohmanirrohim

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَةٍ مِنْ شَوَّالِِ سُنَةً لِلَّةِ تَعَالَي

NAWAITU SHOUMA GHODIN ÀN SITTATIN MIN SYAWWALLIN SUNATALLILAHITAALA

Artinya: Saya niat berpuasa sunnah enam hari bulan Syawal alasannya yakni Allah.

Waktu Puasa:
dimulai dari Adzan Subuh hingga berbuka dikala Adzan Magrib

Adapun pada dikala berbuka di sunnahkan pula membaca Do'a ibarat biasa, yaitu.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

ALLAAHUMMA LAKASUMTU WABIKA AAMANTU WAÀLAA RIZQIKA AFTHORTU BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN

Artinya : ya Tuhan karenaMu Aku berpuasa, dengan Mu saya berIman, kepadaMu saya berserah, dan dengan rizqiMu saya berbuka, dengan RahmatMu Ya Tuhan Tuhan Maha Pengasih.

Catatan: Apabila seseorang mempunyai udzur (halangan) ibarat sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang ibarat ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah, walaupun puasa sunnah.
Hal ini tidaklah mengapa. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)

Tunaikanlah Qodho’ (Tanggungan) Puasa Terlebih Dahulu

Lebih baik bagi seseorang yang masih mempunyai qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melaksanakan puasa Syawal. Karena tentu saja masalah yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada masalah yang sunnah. Alasan lainnya yakni alasannya yakni dalam hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” Makara apabila puasa Ramadhannya belum tepat alasannya yakni masih ada tanggungan puasa, maka tanggungan tersebut harus ditunaikan terlebih dahulu biar mendapat pahala semisal puasa setahun penuh.

Apabila seseorang menunaikan puasa Syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan puasa, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak mendapat ganjaran puasa Syawal alasannya yakni kita kembali ke perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” (Lihat Syarhul Mumthi’, 3/89, 100)

Perlu diingat: Adapun puasa sunnah selain puasa Syawal, maka boleh seseorang mendahulukannya dari mengqodho’ puasa yang wajib selama masih ada waktu lapang untuk menunaikan puasa sunnah tersebut. Dan puasa sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Tetapi perlu diingat bahwa menunaikan qodho’ puasa tetap lebih utama daripada melaksanakan puasa sunnah. Hal inilah yang ditekankan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -semoga Tuhan merahmati beliau- dalam kitab ia Syarhul Mumthi’, 3/89 alasannya yakni seringnya sebagian orang keliru dalam permasalahan ini.

Kita ambil permisalan dengan shalat dzuhur. Waktu shalat tersebut yakni mulai dari matahari bergeser ke barat hingga panjang bayangan seseorang sama dengan tingginya. Kemudian dia shalat di simpulan waktu contohnya jam 2 siang alasannya yakni udzur (halangan). Dalam waktu ini bolehkah dia melaksanakan shalat sunnah kemudian melaksanakan shalat wajib? Jawabnya boleh, alasannya yakni waktu shalatnya masih lapang dan shalat sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Namun hal ini berbeda dengan puasa syawal alasannya yakni puasa ini disyaratkan berpuasa ramadhan untuk mendapat ganjaran ibarat berpuasa setahun penuh. Maka perhatikanlah perbedaan dalam problem ini!

Boleh Berniat di Siang Hari dan Boleh Membatalkan Puasa Ketika Melakukan Puasa Sunnah

Permasalahan pertama ini sanggup dilihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk menemui keluarganya kemudian menanyakan: “Apakah kalian mempunyai sesuatu (yang bisa dimakan, pen)?” Mereka berkata, “tidak” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kalau begitu sekarang, saya puasa.” Dari hadits ini berarti seseorang boleh berniat di siang hari ketika melaksanakan puasa sunnah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga terkadang berpuasa sunnah kemudian ia membatalkannya sebagaimana dikatakan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha dan terdapat dalam kitab An Nasa’i. (Lihat Zadul Ma’ad, 2/79)

Semoga dengan sedikit klarifikasi ini sanggup mendorong kita melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal, semoga amalan kita diterima dan bermanfaat pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak kecuali yang menghadap Tuhan dengan hati yang bersih.

☆☆☆☆☆☆

Di kutip dari

Sumber /referensi www.muslim.or.id
Dan sumber lainya:

Kami penulis mengucapkan terimakasi kepada semua sumber mohon maaf segala kekurangan penyampaian dan tulisan
Semoga bermanfaat..!

wassalamualaikum wr.wb..?
Baca pula Cara Melaksanakan Puasa serta dasar Hukumnya