Tak berselang 7 bulan semenjak pembelian penyewaan drone Heron Eitan TP yang dibeli oleh pemerintah Jerman, Uni Eropa, Di bulan Juli 2018 yang kemudian dengan nilai total pembayaran berkisar $ 600.000.000 juta dolar atau setara sekitar Rp 8,520 (baca : Rp 8 triliun, 520 miliar rupiah).
Negara Vietnam dalam jangka waktu kurang dari 8 bulan, turut pula memborong drone Heron1 Maritim dari Israel senilai $ 160.000.000 juta dolar atau sekitar Rp 2 triliun rupiah).
Beberapa negara lain menyerupai Azerbaijan membeli drone kamikaze ‘Skystriker’ dari Israel senilai $ 13.000.000 juta dolar atau sekitar Rp 182 miliar.
Kini, Negara India. Secara resmi kembali memborong drone buatan Israel senilai $ 500.000.000 juta dolar atau sekitar Rp 7 triliun rupiah.
Dalam waktu 7 bulan semenjak Juli 2018 – Februari 2019. Perusahaan-perusahaan militer di Israel mampu meraup pendapatan kotor ‘Rp 17 triliun rupiah’ dari hanya penjualan pesawat tanpa awak drone.
Beberapa tahun terakhir terjadi perang dagang persaingan sengit terhadap pemasaran drone bertaraf militer.
Sejak presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan gres untuk peningkatan memudahkan penjualan ekspor drone bersenjata ke seluruh penjuru dunia. Perusahaan AS menyerupai General Atomics dari Amerika Serikat secara gencar telah berpromosi.
Sedangkan, negara raksasa tirai bambu China mengeluarkan banyak sekali produk-produk drone berkelas militer. Seperti Wing Loong buatan perusahaan CASC dan CAIG Chengdu Aircraft Industry Group yg sahamnya dikuasai 100% oleh BUMN pemerintah China. Dimana produk drone militer Made by China terjual ke banyak sekali negara menyerupai Mesir, Arab Saudi, UEA, Irak, dll.
Berdasarkan data dari World Factbook Intelligence Agency pada tahun 2017 yg lalu. Walaupun Israel mendapat tentangan ketat di ranah perdagangan drone menghadapi persaingan melawan Amerika Serikat, China, Turki, Iran, Rusia dan beberapa negara lainnya.
61% persen ekspor pesawat tempur drone militer dunia tetap masih dipimpin #1 oleh Israel.
India beli 50 Drone Heron Israel Senilai $ 500 juta dolar
Angkatan udara India sebelumnya sudah mengoperasikan sebanyak 180 pesawat drone tanpa awak buatan Israel untuk tujuan pengawasan dan pengumpulan intelijen. Seperti jenis brand IAI Searcher, Heron 1 dan Heron TP Eitan.
Pada tanggal 26 Februari 2019. Kesepakatan gres dilaporkan secara resmi dan telah ditanda tangani untuk pembelian komplemen memasok 50 unit drone Heron 1 Shoval.
India membeli dalam jumlah unit banyak sehingga mendapat penggalan harga dan pengurangan biaya alasannya ialah nantinya di rakit secara lokal di India mengikuti hukum TKDN.
Di Israel, Heron terdiri dari banyak sekali varian menyerupai Heron, Heron1, Heron1 maritim, Super Heron, dan Heron-TP.
Heron1 bisa terbang selama 2 hari berturut-turut tanpa perlu mendarat dan mengisi refueling materi bakar ulang.
India beli Sistem BNET seharga $ 30.000.000 juta dolar (Rp 426 miliar rupiah)
Bersamaan dengan pembeliaan Heron. India turut pula membeli sistem komunikasi BNET buatan perusahaan Rafael Advanced Defense System buatan Israel.
Nantinya di install pada 1.000 helikopter dan pesawat tempur IAF (Indian Air Force).
Israel mengalahkan pesaing tender perdagangan dari Amerika Serikat Rockwell Collins dan Rhode Schwartz dari Uni Eropa untuk produk tentangan serupa.
Gideon Weiss dari Rafale menyampaikan :
Sistem kami mengoptimalkan pemanfaatan spectrum, memakai bentuk gelombang canggih menghadirkan jaringan berkecepatan tinggi, mendukung video streaming langsung, transfer gambar, bunyi dan data.
BNET memungkinkan pesawat tempur untuk mencapai sistem komunikasi jaringan penuh antara platform udara dan pasukan darat. Sistem kami mulus sehingga memungkinkan transfer gambar & video dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sahutnya.
Artikel Lainnya : |
Youtube : Israel BNET
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU
Sumber https://www.afrid-fransisco.id/