A. Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf (neuron). Setiap neuron terdiri dari tubuh sel neurit saraf, dendrite, akson.
1. Saraf Pusat
Mekanisme Penghantaran Impuls
a. Melalui perubahan muatan listrik pada sel saraf
- Potensial agresi dibangkitkan ketika ion natrium mengalir ke dalam akson melintasi membran pada satu lokasi.
- Depolarisasi potensial agresi pertama telah menyebar ke wilayah yang bersebelahan dengan membran tersebut, mendepolarisasi wilayah tersebut dan memulai potensial agresi kedua. Pada lokasi potensial agresi yang pertama, membran mengalami repolarisasi ketika K+ mengalir ke luar akson.
- Potensial agresi ketiga merambat secara berurutan, ketika repolarisasi berlangsung. Melalui prosedur ini, fatwa ion lokal menembus membran plasma dan menghasilkan impuls saraf yang merambat di sepanjang akson.
b. Lewat sinapsis
Sinapsis merupakan persambungan yang me-ngontrol komunikasi antara satu neuron dengan neuron yang lain.
Saraf Kranial
Terdapat 12 macam saraf kranial yang terdiri dari:
- Neuron-neuron sensorik (saraf olfaktori, optik, dan auditori)
- Neuron-neuron motorik (okulomotorik, troklear, pathenik, abdusen, spinalis dan hipigoglosal)
- Saraf-saraf campuran neuron motorik dan sensorik yaitu (saraf trigeminal, facial, dan vagus). Pada saraf kranial terdapat satu saraf yang mempunyai tempat perebaran yang luas sehingga disebut saraf pengembara (nervus vagus).
Saraf Spinal
Saraf pada tulang belakang mempunyai 31 pasang serabut saraf, yang merupakan campuran neuron sensorik dan motorik. Saraf sensorik memasuki sumsum tulang belakang dari bab akar dorsal, sedangkan bab dendrit berasal dari reseptor. Saraf motorik memasuki sumsum tulang belakang melalui akar ventral dan semua bab neuritnya menuju ke efektor.
2. Sistem Saraf Tepi
- Berdasarkan arah impuls, sistem saraf tepi dibagi menjadi 2 yaitu: sistem aferen dan eferen (menghantarkan isu dari sistem saraf sentra ke otot atau kelenjar).
- Sistem saraf somatik mengandung saraf yang menghantarkan impuls dari otak (sistem saraf pusat) ke otot pada rangka. Sistem saraf ini hanya menghasilkan gerakan di jaringan otot rangka.
- Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang mengontrol organ-organ dalam. Saraf otonom terdiri dari 3 jenis yaitu sistem saraf simpatik (merangsang kinerja organ, neurotransmitter; noradrealin) dan saraf parasimpatik (menghambat kinerja organ; neurotransmitter asetil-kolin).
B. Alat Indera
1. Mata
Mata mempunyai reseptor penangkap cahaya yang disebut fotoreseptor. Mata mempunyai bagian-bagian sebagai berikut.
- Lapisan luar: sklera, pada bab depan bersifat transparan disebut kornea.
- Lapisan tengah: koroid,
- Iris (pemberi pigmen pada mata) berfungsi untuk membantu pelebaran dan penyempitan lubang pupil,
- Pupil sebagai tempat masuknya cahaya.
- Lapisan mata dalam : retina,
- Lensa mata: untuk mengatur fokus mata melalui daya akomodasi,
- Bintik kuning (fovea): sebagai tempat pem-bentukan bayangan (terdiri dari sel batang yang peka terhadap cahaya redup dan sel kerucut yang peka terhadap cahaya terang), dan
- Bintik buta sebagai tempat masuk dan pembelokan sel saraf menuju saraf pusat, serta terdapat pula cairan pengisi bolamata (aqueous humor dan vitreous humor).
Mekanisme penglihatan :
Rangsang cahaya → kornea cairan pengisi bola mata aqueous humor → lensa mata → cairan pengisi bola mata vitreous humor → retina → saraf pusat → melihat .
2. Telinga
Telinga mempunyai reseptor bunyi yang disebut fonoreseptor dan mempunyai alat keseimbangan.
Bagian-bagian indera pendengaran yakni sebagai berikut.
- Bagian luar : cuping indera pendengaran dan susukan indera pendengaran luar.
- Bagian indera pendengaran tengah : membrana tymphani, fenestra ovalis, tulang maleus (martil), inkus, dan stapes (sanggurdi) yang berfungsi sebagai penghantar getaran suara.
- Bagian indera pendengaran dalam : canalis semicircularis, tingkap oval, koklea atau rumah siput yang terdapat fono-reseptor yaitu organonkorti, organon vestibuli sebagai alat keseimbangan (stratireseptor), dan saraf.
Mekanisme mendengar :
Rangsang bunyi → membrana tymphani → tulang martil → landasan → sanggurdi → tingkap oval → cairan limfa dalam koklea → sel-sel fonoreseptor → selaput tingkap → saraf auditori → saraf pusat → mendengar.
3. Kulit
Pada kulit terdapat reseptor untuk sentuhan, panas, dingin, dan tekanan. Macam-macam reseptor tersebut yaitu :
- Paccini (ujung saraf akseptor tekanan kuat), Meissner (ujung saraf peraba),
- Krausse (ujung saraf perasa dingin)
- Merkel (ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan)
- Ujung saraf tanpa selaput (untuk perasa nyeri)
4. Indera Pembau (Hidung)
Pada hidung terdapat reseptor berupa khemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung. Reseptor tersebut merupakan akhiran dari saraf olfactori.
5. Indera Pengecap (Lidah)
Pada pengecap terdapat kemoreseptor (peka terhadap zat kimia yang larut) yang berada di papilla pengecap dan sedikit di bab langit-langit. Bagian ujung pengecap mencicipi rasa manis, bab samping depan mencicipi rasa asin, bab samping belakang mencicipi asam, dan bab pangkal mencicipi pahit.
C. HORMON
Hormon merupakan bab dari sistem koordinasi yang bekerja bersama sistem saraf. Hormon disekresikan oleh kelenjar-kelenjar endokrin pribadi ke peredaran darah yang berfungsi untuk keseimbangan internal, reproduksi, pertumbuhan dan perilaku. Kelenjar-kelenjar endokrin pada tubuh manusia, antara lain:
- Hipofisis (pituitari), menghasilkan beberapa hormon. Diantaranya ialah,
- Adrenocorticotropic Hormon (ACTH), ber-fungsi untuk merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresi glukokortikoid (untuk mengatur metabolisme karbohidrat).
- Somatropic Hormone (STH), berfungsi untuk pertumbuhan.
- Lutenizing Hormone (LTH), berfungsi merang-sang terjadinya ovulasi.
- Tyroid Stimulating Hormone (TSH), berfungsi mengatur pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid.
- Gonadotropic Hormone (GH).
- Vasopresin, berfungsi menurunkan tekanan darah.
- Oksitosin, berfungsi menghipnotis kontraksi otot usus.
- Kelenjar Gondok (Tiroid) : menghasilkan hormon tiroksin untuk pertumbuhan.
- Thymus : menghasilkan hormon somatropin
- Kelenjar anak gondok (paratiroid) : menghasilkan hormon PTH
- Kelenjar kelamin : menghasilkan hormon testosteron (pada pria) dan estrogen serta progesteron pada wanita.
- Kelenjar anak ginjal (adrenal) : menghasilkan hormon kortison, adrenalin, dan aldosteron.