Minangkabau. Dalam benak Nitya, menghirup udara kota Padang tidak baik baginya sebab membuat jantung Nitya berdetak lebih kencang dari ritrne biasanya. Andai saja organ pemacu darah di pabrik, dipastikan dalam waktu daI.
satu jam runtuh dari tempatnya menempel.
Ia mendesah pelan sembari menekan dadanya kuat. Akhirnya, ia kembali menjejakkan kaki di kota inj . Dalam lima tahun, kepulangannya bisa dihitung dengan jari. Seandainya bisa memilih, Nitya tidak akan pernah menapakkan kaki lagi di sini karena di tempat inilah ia mengenal cinta sekaligus luka. Kota yang berhasil menghancurkan hatinya menjadi butiran pasir yang diempas ombak. Sayang, saat ini Nitya tidak mempunyaj pilihan ketika saudara sekaligus sahabatnya meminta ia datang secara paksa ke acara pernikahannya. Ia tak ingin membuat Mega sedih. Lagi pula, Nitya harus menghadiri acara reunj SMA yang diadakan dua hari setelah pernikahan