-->
Kisah Nabi Adam As Bab Ketiga
4/ 5 stars - "Kisah Nabi Adam As Bab Ketiga" Pada kisah Nabi Adam AS bab ketiga ini, diceritakan mengenai diturunkannya Adam dan Hawa ke bumi. Diturunkannya Adam dan Hawa ke Bumi. ...

Kisah Nabi Adam As Bab Ketiga



Pada kisah Nabi Adam AS bab ketiga ini, diceritakan mengenai diturunkannya Adam dan Hawa ke bumi.

Diturunkannya Adam dan Hawa ke Bumi.

Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun bagi hambanya yang mau bertobat. Demikian juga Adam dan Hawa yang telah melanggar larangan Alloh SWT memakan buah khuldi, bertaubat dengan sebenar-benarnya. Dan Allah berkenan mendapatkan taubat Adam dan Hawa.  Keduanya diampuni.  Tetapi alasannya kesalahannya itu,  mereka harus keluar dari nirwana yang penuh dengan kenikmatan hidup.  Ini memang sesuai dengan kehendak Allah yang membuat insan sebagai khalifah di bumi pengatur dan pengelola bumi. Maka berfirmanlah Allah : "Demi kemuliaan-Ku,  kalian berdua harus meninggalkan nirwana ini.  Kalian harus turun ke bumi yang telah usang terbentang.  Di sana segala keperluan dan kebutuhan hidup kalian telah tersedia.  Tetapi kalian harus bersusah payah dan bekerja keras untuk mendapatkannya.

Selain Adam dan Hawa,  Iblis juga diusir dari nirwana dan harus hidup di bumi walaupun di alam yang berbeda adalah alam gaib.  Firman Allah : "Turunlah kalian ke bumi.  Di bumi kau hidup.  Di bumi pula kau mati.  Dari bumi itu kau akan dibangkitkan.  Di bumi kelak kau dan anak cucumu akan menerima godaan dan rayuan Iblis biar anak cucumu akan celaka dan hidup sengsara.  Namun tidak perlu khawatir.Aku akan memberi petunjuk-petunjuk untuk adalah berupa pedoman agama.  Barangsiapa yang mengikuti petunjuk dan ajaran-ajaranKu,  pasti ia akan selamat dari tipu muslihat dan bujuk rayu Iblis.

Sesuai dengan perintah Alloh SWT, hasilnya Adam dan Hawa harus turun ke bumi.  Mereka berdua turun keadaan terpisah.  Konon adam diturunkan di tanah India,  sedangkan Hawa diturunkan di tanah Arab. Di bumi mereka harus menghadapi tantangan dan rinta ngan hidup yang amat berat untuk mempertahankan kehidu pannya.  Wajah bumi yang belum terjamah oleh tangan manusia.  Keadaannya sangat menyeramkan.  Gunung-gunung menjulang tinggi,  jurang-jurang terjal menganga lebar,  pohon-pohon raksasa tumbuh awut-awutan di mana-mana,  sungai-sungai besar dan kecil membentang disana-sini,  hutan belantara amat lebat dan semak semak membelukar dan binatang-binatang buas baik yang besar dan kecil berkeliaran mencari mangsa.  belum lagi tantangan berupa angin,  badai,  petir,  hujan,  panas matahari,  gempa,  dan topan. Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari satu sama lain.

Berkelana dan mengembara dari suatu kawasan yang lain.  Perjalanan yang ditempuh sangat menantang,  dan penuh bahaya.  Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan.  Namun Alloh telah membekali mereka dengan logika mengatasi kesulitan hidup dunia.  Setelah mereka menempuh perjalanan panjang selama empat puluh tahun, hasilnya mereka dipertemukan oleh Allah di Padang Arafah. Betapa haru dan senang hati Adam dan Hawa.  Adam sangat terharu dengan keadaan istrinya yang kelelahan dan sangat memprihatinkan sesudah melawan tantangan sepanjang perjalanan tanpa seorang pun sebagai kawan.  Mereka berpelukan dan menangis penuh rasa terharu.

Pertemuan mereka ini lalu diperingati setiap tahun oleh umat Islam seluruh dunia. Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji dan puasa Arafah bagi yang tidak menjalankan ibadah haji.

Mulailah keduanya menapaki lembar yang gres sebagai cikal bakal manusia.  Mereka menempati sebuah goa besar dan lebar sebagai kawasan segala gangguan dan ancaman hidup mereka.  Goa itu terletak di dataran tinggi sehingga tidak gampang dijangkau oleh hewan buas dan tumpahan air bah dan hujan. Dengan memakai logika yang telah dikaruniakan Allah mereka mulai mengelola alam disekitarnya.  Mereka menjinakan hewan untuk diternak dan diambil keuntungannya untuk kepen.  tingan hidup mereka.

Mereka juga telah mengolah lahan pertanian dan perkebunan, bercocok tanam, menanam buah-buahan.  Tantangan hidup yang demikian kerap telah menggerakkan logika pikiran mereka untuk sanggup mempertahankan hidup dan mencapai keadaan yang lebih baik.

Lanjutkan ke Bagian Keempat.