Sinopsis :
KINNTA SUWARYO
Ternyata dia hanya seorang penyakitan. Bukan junkie. Juga bukan seorang penderita gizi buruk, seperti yang kupikirkan saat melihat tubuh kurus dan jangkungnya untuk kali pertama.
Aku tidak ingin dekat-dekat, karena suasana hatinya selalu buruk dan matanya mengerikan.
Tapi, aku lupa, sejak kapan kalimat menyakitkan terdengar indah seperti kalimat cinta?
Dan... sejak kapan tatapan tajam serupa tatapan elang terasa lembut dan melelehkan?
Ketika aku sibuk mencari jawaban, ketika itu jugalah segala sesuatunya luluh lantak. Porak poranda... ... dan tak terselamatkan
REYNALD HARTANTO
Semuanya berawal dari selembar foto. Singkat saja, saat itu, gue sudah jatuh cinta pada Kinnta.