-->
Mamank Dzgn : Laporan Hasil Percobaan Larutan Penyangga (Buffer)
4/ 5 stars - "Mamank Dzgn : Laporan Hasil Percobaan Larutan Penyangga (Buffer)" Laporan Hasil Percobaan Larutan Penyangga (Buffer) - Larutan buffer atau penyangga yakni larutan yang sanggup menahan pH tersebut atau tida...

Mamank Dzgn : Laporan Hasil Percobaan Larutan Penyangga (Buffer)



Laporan Hasil Percobaan Larutan Penyangga (Buffer) - Larutan buffer atau penyangga yakni larutan yang sanggup menahan pH tersebut atau tidak berubah meski ditambah sedikit asam atau sedikit basa atau juga diencerkan. Larutan penyangga sanggup dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada tempat asam (pH < 7) sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada tempat basa (pH > 7).

Alat dan Bahan:
Alat: 
1) 18 buah tabung reaksi
2) Kertas pH
3) 1 buah rak tabung reaksi
4) 6 pipet tetes
5) 3 corong gelas
6) Kertas saring
7) Sprite
8) Aquades
9) HCl 0.1 M
Bahan:
1) Larutan CH3COOH 0,1 M
2) Larutan NaCl 0,1 M
3) Larutan Mentimun
4) Larutan Tomat
5) KOH 0,1 M
6) CH3COONa 0,1 M

Langkah Percobaan:
1)Siapkan tabung reaksi 18 dan beri nama 1A, 2A, 3A, 4A, 5A, 6A, 1B, 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 1C, 2C, 3C, 4C, 5C, dan 6C.
2) Siapkan 6 tabung reaksi A, B, dan C dan isilah masing-masing larutan:
Tabung 1: Larutan CH3COOH 0,1 M 15 tetes, CH3COONa 0,1 M 10 tetes.
Tabung 2: Larutan NaCl 0,1 M 20 tetes.
Tabung 3: Ekstrak mentimun 20 tetes.
Tabung 4: Ekstrak tomat 20 tetes.
Tabung 5: Sprite 20 tetes.
Tabung 6: Aquades 20 tetes.
3) Tes pH larutan dengan memakai kertas pH.
4) Tambahkan 10 tetes larutan HCl pada tabung A.
5) Kocok perlahan.
6) Uji memakai kertas pH untuk mengetahui pH larutan sesudah ditambahkan HCl.
7) Amati perubahan yang akan terjadi pada setiap tabung dan catat hasilnya.
8) Ulangi langkah 1-7 pada tabung B dengan mengganti larutan HCl dengan KOH.
9) Ulangi langkah 1-7 pada tabung C dengan mengganti larutan HCl dengan Aquades.

Hasil Pengamatan
Pada penambahan asam

No.
Tabung
Jumlah tetesan
Pengamatan
pH awal
pH akhir
1.
Tabung 1
25
4
4
2.
Tabung 2
20
7
7
3.
Tabung 3
20
5
5
4.
Tabung 4
20
4
4
5.
Tabung 5
20
4
3
6.
Tabung 6
20
7
7

Pada penambahan basa

No.
Tabung
Jumlah tetesan
Pengamatan
pH awal
pH akhir
1.
Tabung 1
25
4
4
2.
Tabung 2
20
7
9
3.
Tabung 3
20
5
5
4.
Tabung 4
20
4
5
5.
Tabung 5
20
4
5
6.
Tabung 6
20
7
10


Pada penambahan aquades

No.
Tabung
Jumlah tetesan
Pengamatan
pH awal
pH akhir
1.
Tabung 1
25
4
4
2.
Tabung 2
20
7
7
3.
Tabung 3
20
5
5
4.
Tabung 4
20
4
4
5.
Tabung 5
20
4
4
6.
Tabung 6
20
7
7

Analisis dan Diskusi
Pada tabung 1, dalam adonan CH3COOH 0,1 M dengan NaCH3COO 0,1 M, pH awalnya yakni 6 (asam). CH3COOH merupakan asam lemah dan NaCH3COO merupakan garamnya. Menurut teori, adonan asam lemah dan garamnya akan menghasilkan larutan bersifat penyangga. Sama halnya, dengan hasil pengamatan, yaitu ketika larutan ditambah HCl (asam kuat) pH tetap berada di 4. Begitu juga dengan penambahan NaOH pH tetap berada di 4. Demikian pula bila dilakukan pengenceran dengan aquades pH-nya tetap 4. Sesuai dengan teori penambahan sedikit asam, sedikit basa, ataupun dilakukan pengenceran maka pH larutan tersebut tidak berubah.
Pada tabung 2, yaitu memakai larutan NaCl dan diuji memakai indikator universal. pH mula-mula yaitu 7, sesudah ditambah dengan 10 tetes HCl pH tetap berada di 7. Ketika ditambahkan 20 tetes NaOH pH naik menjadi 9. Dan ketika ditambahkan dengan aquades ph-nya tetap 7. Terlihat bahwa larutan NaCl bukan merupakan larutan penyangga, lantaran dilihat dari perubahan pH yang signifikan. Akan tetapi, sesuai dengan teori penambahan sedikit asam, sedikit basa, ataupun dilakukan pengenceran maka pH larutan tersebut tidak berubah. Selain itu, NaCl bersifat garam. Menurut teori komponen larutan penyangga yang bekerjasama dengan garam yaitu, asam lemah dan basa lemah. Sedangkan HCl yakni asam kuat, dan NaOH merupakan basa kuat. Sehingga NaCl bukan sebagai larutan penyangga. Seharusnya pada penambahan HCl pH-nya lebih kecil dan pada penabahan aquades seharusnya phnya naik, hal ini disebabkan kesalahan peneliti dalam melihat trayek warna pada pH meter.
Pada tabung 3, yaitu memakai ekstrak mentimun. ketika ekstrak mentimun ditambah HCl (asam kuat) pH tetap berada di 4. Begitu juga dengan penambahan NaOH pH tetap berada di 4. Demikian pula bila dilakukan pengenceran dengan aquades pH-nya tetap 4. Sesuai dengan teori penambahan sedikit asam, sedikit basa, ataupun dilakukan pengenceran maka pH larutan tersebut tidak berubah. Sehingga ekstrak mentimun sebagai larutan penyangga.

Kesimpulan

  1. Larutan CH3COOH dan CH3COONa merupakan larutan peyangga yang terdiri dari asam lemah dengan basa konjugasi/garam.
  2. Larutan CH3COONa bertindak sebagai basa konjugasi/garam.
  3. Larutan CH3COOH bertindak sebagai asam lemah.
  4. Perbandingan antara pH awal dengan pH sesudah penambahan HCl, NaOH maupun akuades yakni berdasarkan teori tetap, namun dalam penambahan sedikit asam/basa maupun pengenceran tidak mengubah pH secara signifikan.
  5. Dalam pengamatan ini mungkin sanggup terjadi kesalahan pH lantaran kurang teliti ataupun kesalahan ketika membaca trayek warna