Android Pie menjadi versi terbaru sistem operasi seluler Google sekaligus menggantikan nama Oreo. Pemilihan nama versi android terbaru yaitu Pie ini tidak disangka-sangka sebelumnya, seperti kita ketahui sebelumnya Android 9 ini lebih condong kepada es krim Pistachio.
Kenapa Pie?
Google selalu mempunyai tradisi memilih nama panggilan untuk versi sistem operasi selulernya dengan cara alfabetik menggeser satu huruf sepanjang abjad setiap kali versi baru dirilis menggunakan nama-nama makanan pencuci mulut yang manis, seperti Cupcake, Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean, Kit Kat, Lollipop, Marshmallow, Nougat, hingga Oreo.
Untuk penamaan Pie ini Google pun memberi penjelasan berikut ini.
Selain Pistachio, sebelumnya beredar kabar Google juga berencana menggunakan nama Popsicle sebagai sistem operasi terbarunya, menyusul Google memasang wallpaper Android P yang berlatar belakang seperti es loli.
Nama-nama seperti Pineapple Cake, Pepsi, Parfait, Poptart, Pancake, serta Pumpkin Pie turut menjadi beberapa prediksi.
Sistem operasi Android terbaru menawarkan fitur-fitur terbaru seperti smart reply, mode gelap, simulasi poni, editing screenshot, digital wellbeing, lockdown, Navigasi berbasis gestur, kunci rotasi dan adaptive battery.
Berikut ini ulasan detailnya:
1. Smart reply dari notifikasi
Google menerapkan tampilan serba membulat di antarmuka grafis Android Pie, termasuk di bagian quick setting dan tray notifikasi. Tema visual material design di Android Pie memang menambahkan white space dan sudut membulat. Tampilan setting pun kini menampilkan ikon yang lebih berwarna-warni. Untuk notifikasi, Android Pie mampu menampilkan konten seperti gambar dari aplikasi pesan instan, berikut opsi untuk langsung membalas percakapan.
2. Mode gelap (dark mode)
Dalam keadaan tertentu, tampilan antarmuka berwarna gelap lebih nyaman ketimbang warna putih terang seperti biasa. Di Android Oreo sebelumnya, Google sempat menyediakan opsi dark mode yang mesti diaktifkan dengan memilih wallpaper, tapi fitur tersebut kemudian ditarik. Dark mode kini telah kembali di Android Pie.
3. Simulasi “notch” poni
Semakin banyak smartphone Android memiliki “notch” alias poni di bagian atas sebagai tempat kamera depan dan earpiece, selagi layar terus dilebarkan dan hanya menyisakan bingkai tipis di pinggir perangkat. Untuk mengakomodir tren yang mengemuka ini, Android Pie menyediakan fasilitas simulasi notch untuk developer, agar bisa melihat seperti apa tampilan aplikasinya di smartphone berponi. Caranya adalah dengan mengaktifkan Developer Mode, lalu mengaktifkan opsi “Simulate a display with a cutout” di bagian Drawing.
4. Editing Screenshot
Android Pie masih mendukung cara pengambilan screenshot dengan menahan tombol power dan volume down secara bersamaaan. Selain itu, ada fitur baru untuk editing screenshot. Segera setelah tangkapan layar diambil, Android Pie akan menampilkan tombol “Edit” di preview screensot. Opsi penyuntingannya antara lain crop, highlight, dan menggambar.
5. Digital Wellbeing
Fitur yang satu ini tidak diterapkan secara default di Android Pie, tapi bisa didapatkan lewat keikutsertaan dalam program beta, dengan syarat pengguna memiliki perangkat seri Pixel. Digital wellbeing bertujuan mengurangi pemakaian ponsel oleh pengguna, lewat sebuah dashboard khusus yang menampilkan fitur-fitur pendukung. Ada “app timer” yang membatasi waktu berjalannya aplikasi, do not disturb, serta “wind down” yang otomatis mengaktifkan Night Light dan mengubah warna layar menjadi grayscale untuk mengingatkan pengguna agar segera tidur, apabila masih sibuk memandang layar ponsel di kasur.
6. Lockdown
Ada satu fitur sekuriti baru untuk keamanan ekstra yang diterapkan di Android Pie, yakni mode Lockdown yang akan mengunci perangkat, lalu menonaktifkan pemindai sidik jari dan voice unlock, serta tak menampilkan notifikasi di lock screen. Perangkat akan meminta kunci default seperti PIN atau pola (pattern). Cara mengakifkannya adalah dengan membuka opsi Security and Location di menu Setting, kemudian Lock Screen Preference, dan aktifkan Show lockdown. Pilihan untuk melakukan Lockdown kemudian akan ditampilkan saat pengguna menekan tombol daya.
7. Navigasi Berbasis Gestur
Bosan dengan tiga tombol navigasi default ala Android? Google menyediakan alternatif di Android Pie, yakni yakni navigasi berbasis gestur swiping. Sapukan jari ke kanan untuk menjalankan fungsi “back”, ke kiri untuk berganti aplikasi yang terbuka, ke atas untuk melihat “recent apps” atau app drawer. Tombol elips kecil (on screen button) di tengah layar berfungsi layaknya tombol home fisik untuk membawa pengguna kembali ke layar home.
8. Kunci Rotasi
Kenapa Pie?
Google selalu mempunyai tradisi memilih nama panggilan untuk versi sistem operasi selulernya dengan cara alfabetik menggeser satu huruf sepanjang abjad setiap kali versi baru dirilis menggunakan nama-nama makanan pencuci mulut yang manis, seperti Cupcake, Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean, Kit Kat, Lollipop, Marshmallow, Nougat, hingga Oreo.
Untuk penamaan Pie ini Google pun memberi penjelasan berikut ini.
"Kami ingin menyederhanakan user interface, kami ingin membuat penggunaannya lebih sederhana dan makin intuitif. Saya pikir itu semua sesuai dengan nama yang sederhana seperti Pie," kata Andrei Popescu (Engineering Director Google) seperti dikutip BBC, Senin (06/08/2018).
Selain Pistachio, sebelumnya beredar kabar Google juga berencana menggunakan nama Popsicle sebagai sistem operasi terbarunya, menyusul Google memasang wallpaper Android P yang berlatar belakang seperti es loli.
Nama-nama seperti Pineapple Cake, Pepsi, Parfait, Poptart, Pancake, serta Pumpkin Pie turut menjadi beberapa prediksi.
Sistem operasi Android terbaru menawarkan fitur-fitur terbaru seperti smart reply, mode gelap, simulasi poni, editing screenshot, digital wellbeing, lockdown, Navigasi berbasis gestur, kunci rotasi dan adaptive battery.
Berikut ini ulasan detailnya:
1. Smart reply dari notifikasi
Google menerapkan tampilan serba membulat di antarmuka grafis Android Pie, termasuk di bagian quick setting dan tray notifikasi. Tema visual material design di Android Pie memang menambahkan white space dan sudut membulat. Tampilan setting pun kini menampilkan ikon yang lebih berwarna-warni. Untuk notifikasi, Android Pie mampu menampilkan konten seperti gambar dari aplikasi pesan instan, berikut opsi untuk langsung membalas percakapan.
2. Mode gelap (dark mode)
Dalam keadaan tertentu, tampilan antarmuka berwarna gelap lebih nyaman ketimbang warna putih terang seperti biasa. Di Android Oreo sebelumnya, Google sempat menyediakan opsi dark mode yang mesti diaktifkan dengan memilih wallpaper, tapi fitur tersebut kemudian ditarik. Dark mode kini telah kembali di Android Pie.
3. Simulasi “notch” poni
Semakin banyak smartphone Android memiliki “notch” alias poni di bagian atas sebagai tempat kamera depan dan earpiece, selagi layar terus dilebarkan dan hanya menyisakan bingkai tipis di pinggir perangkat. Untuk mengakomodir tren yang mengemuka ini, Android Pie menyediakan fasilitas simulasi notch untuk developer, agar bisa melihat seperti apa tampilan aplikasinya di smartphone berponi. Caranya adalah dengan mengaktifkan Developer Mode, lalu mengaktifkan opsi “Simulate a display with a cutout” di bagian Drawing.
4. Editing Screenshot
Android Pie masih mendukung cara pengambilan screenshot dengan menahan tombol power dan volume down secara bersamaaan. Selain itu, ada fitur baru untuk editing screenshot. Segera setelah tangkapan layar diambil, Android Pie akan menampilkan tombol “Edit” di preview screensot. Opsi penyuntingannya antara lain crop, highlight, dan menggambar.
5. Digital Wellbeing
Fitur yang satu ini tidak diterapkan secara default di Android Pie, tapi bisa didapatkan lewat keikutsertaan dalam program beta, dengan syarat pengguna memiliki perangkat seri Pixel. Digital wellbeing bertujuan mengurangi pemakaian ponsel oleh pengguna, lewat sebuah dashboard khusus yang menampilkan fitur-fitur pendukung. Ada “app timer” yang membatasi waktu berjalannya aplikasi, do not disturb, serta “wind down” yang otomatis mengaktifkan Night Light dan mengubah warna layar menjadi grayscale untuk mengingatkan pengguna agar segera tidur, apabila masih sibuk memandang layar ponsel di kasur.
6. Lockdown
Ada satu fitur sekuriti baru untuk keamanan ekstra yang diterapkan di Android Pie, yakni mode Lockdown yang akan mengunci perangkat, lalu menonaktifkan pemindai sidik jari dan voice unlock, serta tak menampilkan notifikasi di lock screen. Perangkat akan meminta kunci default seperti PIN atau pola (pattern). Cara mengakifkannya adalah dengan membuka opsi Security and Location di menu Setting, kemudian Lock Screen Preference, dan aktifkan Show lockdown. Pilihan untuk melakukan Lockdown kemudian akan ditampilkan saat pengguna menekan tombol daya.
7. Navigasi Berbasis Gestur
Bosan dengan tiga tombol navigasi default ala Android? Google menyediakan alternatif di Android Pie, yakni yakni navigasi berbasis gestur swiping. Sapukan jari ke kanan untuk menjalankan fungsi “back”, ke kiri untuk berganti aplikasi yang terbuka, ke atas untuk melihat “recent apps” atau app drawer. Tombol elips kecil (on screen button) di tengah layar berfungsi layaknya tombol home fisik untuk membawa pengguna kembali ke layar home.
8. Kunci Rotasi
Sebagian pengguna Android mungkin sering terpaksa membolak-balik perangkatnya gara-gara tampilan mendadak layar berubah dari portrait atau sebaliknya, saat perangkat berganti orientasi. Berbeda dari versi Android sebelumnya yang hanya menyediakan opsi “on” dan “off” untuk rotasi otomatis, Android Pie bisa mengunci tampilan dalam orientasi tertentu. Sebuah tombol khusus di pojok atas layar digunakan untuk mengaktifkan kunci rotasi ini.
9. Adaptive Battery
Fitur adaptive battery menggunaakan kecerdasan buatan (AI) untuk melacak pola penggunaaan aplikasi oleh pengguna, termasuk kapan saja waktu pemakaiannya. Aplikasi yang sering dipakai akan mendapat prioritas resource dan baterai untuk berjalan di background. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan efisiensi daya dan menghemat baterai.
9. Adaptive Battery
Fitur adaptive battery menggunaakan kecerdasan buatan (AI) untuk melacak pola penggunaaan aplikasi oleh pengguna, termasuk kapan saja waktu pemakaiannya. Aplikasi yang sering dipakai akan mendapat prioritas resource dan baterai untuk berjalan di background. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan efisiensi daya dan menghemat baterai.