-->
Story Of My Life Part 1
4/ 5 stars - "Story Of My Life Part 1" Halo kawan, sudah usang saya gak nulis dongeng pengalaman pribadi di blog ini, hehehe. Gak kerasa ketika ini saya udah mau ke semes...

Story Of My Life Part 1




Halo kawan, sudah usang saya gak nulis dongeng pengalaman pribadi di blog ini, hehehe.
Gak kerasa ketika ini saya udah mau ke semester 4 aja, padahal saya ngerasanya masih barusan kuliah,
Sebenarnya pengen sih kyk dulu lagi, sanggup ngeblog, buat artikel tutorial, gambar gambar lagi, sanggup maen bareng temen lagi, mencar ilmu ilmu gres dll. Tapi semenjak masuk kuliah, semua hal tersebut udah hampir gak pernah sama sekali.

“toh kau kan masih semester 3, niscaya disemester 1 2 gak terlalu sibuk sibuk amat,.”
“kenapa gak sanggup main bareng temen lagi? “
“Kenapa gak gambar gambar lagi? “

Apa yang ada dipikiran kalian itu suatu hal yang wajar, bekerjsama sanggup sih main sana sini, gambar gambar lagi, dan ngelakuin hal hal yang udah jadi rutinitasku sebelumnya, tapi waktu masih semester 1 2 saya kuliah sambil kerja, meskipun masih belum sanggup membiayai kuliah sendiri, setidaknya saya udah jarang minta uang jajan lagi, cukup untuk uang bensin dan kini itu rasanya udah beda banget, udah males ngelakuin hal yang menyerupai itu lagi. Buat apa sih gambar, Buat apa sih main, jikalau sendirian lebih tenang, lebih enak, ngapain harus rame rame,. Hahaha, nolep banget yak,.. :v

Itu semua pernah ada dipikiranku.

Oke, kini saya akan lanjut ke dongeng yang ingin saya tulis disini, saya anak pertama dari keluarga sederhana, saya lahir dan besar dikota pahlawan. Meskipun hampir semua keluargaku orang madura, saya masih belum benar benar sanggup berbahasa madura, tapi tetap ngerti apa yang mereka katakan.

Dari kecil, saya punya hobi menggambar, meskipun gak cantik bagus amat dan masih suka meniru, saya sangat suka dengan hal yang bekerjasama dengan seni. Aku juga dikenal anak yang pinter diantara sahabat sahabat ku yang lain, dan ketika SD juga pernah sanggup beasiswa dari TV yang kini fokusnya nyiarin gosip warta mulu, hehehe. 


Tapi saya ragu sama omongan mereka semua kalo saya pinter, kayaknya pada bohong, toh saya orangnya B aja, gak ada yang Istimewa dari seorang diriku, diliat dari segi nilai juga masih diantara rata-rata kkm. 


Oh ya, Dulu, waktu masih kecil, saya paling gak suka dibandingin dengan anak tetangga, si A (perempuan), tapi selalu saja emak terus²an bandingin saya dengan dia 

“iku lho, delok’en A mencar ilmu terus, gak blakra’an tok, mangkane pinter”.
(Itu lohh, lihat si A mencar ilmu terus, gak suka main, makanya pinter)

Ketika si emak bilang gitu, saya auto main sampe lupa waktu , gak pulang-pulang, biasanya main layangan di lapangan penjara koblen, atau sanggup juga ke rental PS yang lokasinya agak jauh dari rumah. Tapi omongan emak itu bener, si A emang pinter, dan cukup famous di kampungku, beliau juga pernah ikut audisi menyanyi di salah satu tv pada waktu itu, jikalau gak salah bintang cilik atau idola cilik, entahlahh, saya lupa.

Pernah juga saya lewat depan rumahnya, saya melihat sebuah lemari yang didalam lemari beling itu full dengan penghargaan dan saya pun berpikir, kapan ya saya sanggup sepintar dia. 

Sejujurnya hal menyerupai itulah yang membuatku iri, keren lah pokoknya…


Semakin bertambahnya umur, terutama pada ketika masa masa smp, semuanya berubah, saya udah mulai agak nakal, uang jajan yang harusnya buat sekolah, malah dibentuk main warnet (game online), uang kembalian beli buku gak dikembalikan ke orang tua, hahaha,.

Tapi alhamdulillah nakalnya hanya sebatas itu, gak hingga ikut ikutan merokok, mabuk dan hal hal yang gak bener lainnya. kurang lengkap rasanya apabila dimasa-masa sekolah tidak pernah ada dongeng menyukai atau disukai seseorang :v


Di smp dulu ada anak yang suka denganku dan gak usang kemudian kita jadian, kita punya hobi yang sama, kesukaan yang sama, tapi yang membedakan diantara kita berdua yaitu beliau menjadi unggulan dikelas dan saya jauh dibawah grade dia, hmmm... 

waktu itu masih kelas 9, tapi sanggup dibilang juga bukan pacaran,

aneh kan.

Pacaran iya, tapi enggak juga.

Pacaran gara-gara sebab sering di cie-cie in/dicomblangin sama temen sekelas, kesannya si beliau jadi suka dan ngomong pribadi lewat sms. pernah juga beliau bawa kuliner makanan beliau sendiri, kalo gak salah dulu beliau ngasihnya nasi goreng sosis, itu seingatku.

Tapi kalo dibilang pacaran, apa iya? kita dikelas cuma diam, hampir jarang ngomong, kita cuma komunikasi lewat sms aja, selebihnya hampir jarang komunikasi. Pokoknya beda deh sama temen temenku yang juga pacaran.

Dan pada kesannya semuanya telah selesai hanya dalam 1 bulan saja,
itu pacaran apa paket internet bulanan, wkwkwk…

Sudahlah itu cuma segelintir pengalaman cinta monyet yang gajelas. :v

Memasuki kehidupan sehabis lulus smp itu menjadi masa-masa yang cukup berat. Pada waktu mau masuk sekolah ke sma/smk, saya mencicipi masalah yang cukup berat, teman-teman baikku banyak yang masuk sekolah sma, dan saya juga ingin masuk ke sekolah sma, tapi waktu itu masih galau dengan nilai yang cukup jelek dan pesimis sanggup lolos sma negeri. Namun pada kesannya pilihan terakhir ku yaitu smk dan alhamdulillah masuk di SMKN 12 Surabaya, kebetulan sekolah disana fokus dibidang seni, dan barangkali itu cocok dengan apa yang selama ini saya suka.

Akan tetapi kesenangan itu gak bertahan cukup lama, pada ketika akan dibukanya daftar ulang, abang ku secara gak pribadi melarangku untuk masuk kesana, alasannya sebab terlalu jauh dari rumah dan beliau juga tidak suka dengan jurusannya.

Kalau gini kan jadinya bingung, yang sekolah kan aku, tapi kenapa jadi beliau yang nentuin, heran jadinya, tapi yaudahlahyaa, saya cuma sanggup nurut omongan abang dan orang renta pun setuju. Kemudian masuklah saya ke salah satu sekolah swasta disurabaya, akrab dengan rumah.

Selama 3 tahun saya sekolah di SMKS X Surabaya, apa yang saya dapat? Sejujurnya kurang menerima apa-apa, sebab mungkin juga faktor pergaulan dan lingkungan sekolah. Guru disana sudah bekerja sesuai dengan tugasnya (mungkin), namun disisi lain, muridnya suka cabut ketika jam mata pelajaran dan itu hampir sekelas yang cabut.

Secara tidak langsung, usang kelamaan saya pun ikut dalam keburukan tersebut, toh walaupun tetap membisu dikelas, niscaya akan dipulangkan juga. Ketika pulang/cabut, apa yang dilakukan selanjutnya? Kebanyakan dari teman-teman yang lain kumpul-kumpul, entah kemana.

kalau saya sendiri pribadi pulang, sebab jikalau main-main dulu, takut tercyduq pak satpol pp haha, dan juga jikalau pulang ke rumah, pastinya orang renta akan bertanya, tapi alhamdulillah saya jawab jujur dan orang renta mengerti, memaklumi, terutama bapak,

"kenapa gak marah?"

Karena orang renta ku sebelumnya sudah tau niscaya reputasi dari sekolah tersebut dan kalaupun marah, kenapa saya dulu disuruh masuk kesana, easy…

Disekolah smk ku dulu, semuanya laki-laki, jikalau gak salah sekelas isinya ±20 siswa dan yang jadi sahabat baik cuma segelintir orang saja, gak lebih dari 7 orang, sehabis lulus sekolah, 4 diantaranya lanjut ke pendidikan yang lebih tinggi lagi dan yang hingga ketika ini masih sering main bareng cuma 2 orang saja, selebihnya sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Dilema terberat sehabis memilih pilihan masuk smk yaitu masalah ketika akan lulus dari smk, pada waktu itu, saya gak kepikiran sama sekali untuk kuliah, saya cuma berniat sehabis lulus smk pribadi bekerja, mengingat kedua orang renta ku yang sudah renta dan saya juga masih punya adik yang masih SD pada ketika itu. Tapi ada guru yang menyarankan semoga saya ikut SNMPTN waktu itu, dan okelah saya mencoba untuk mengikuti saran tersebut, tapi nasib berkata lain, saya belum waktunya lolos dan di PMDK pun juga, saya gak lolos :v

Padahal saya sangat berharap untuk lolos PMDK dan masuk ke PENS/Polinema.
Alasan kenapa saya dulu milih PENS yaitu tentunya masih satu kota dengan daerah tinggal ku dan sudah menjadi kampus idaman ku semenjak lama.

Kemudian alasan kenapa saya milih Polinema (Politeknik Negeri Malang), sebab selain disurabaya, kota malang juga cocok untuk para mahasiswa, disana banyak kampus yang tebilang top dan ingin mengikuti jejak sepupu ku yang juga masuk polinema.

Setelah dua-duanya tidak ada yang lolos, kesempatan terakhirku yaitu sbmptn, tanpa ada persiapan yang matang saya pun mendaftar sbmptn dengan satu orang sahabat ku, Dicky mirza namanya dan sudah biasa dipanggil Dick, maapkeun ya :v

Dulu dongeng ini sudah pernah saya tulis difacebook, tapi sudah saya hapus, sebab kecewa dengan suatu hal. Mungkin kalian akan mengetahuinya dikelanjutan dongeng ini.
Oke, pada waktu pertama kali ikut SBMPTN rasanya campur aduk, takut, nervous, seneng dsb.
Aku berangkat dari rumah sehabis sholat shubuh dan menjemput si Dicky yang memang ketika itu ingin berangkat bareng.

Ujian dimulai pukul 7:30, dan hingga pukul 7 saya dengan si dicky masih muter-muter disekitaran masjid ITS, kita berdua menyerupai orang nyasar, sebab dihari sebelumnya, kita gak mensurvei lokasi test. Makara pas waktu ujian kita berdua kebingungan mencari lokasinya. Sungguh bodohnya diriku.

Namun gak usang kemudian, si dicky sudah menemukan lokasi ujiannya, dan kini tinggal saya sendirian yang masih muter-muter, saya mencoba untuk tanya ke petugas yang ada disana, tapi penjelasannya malah bikin pusing dan sejujurnya, itu pertama kalinya saya ke ITS dan ketika masuk lokasi ITS saya kebingungan dengan jalan disana, ditambah lokasinya juga sangat luas dan pada kesannya ketemulah dengan lokasi ujianku.


Gedung gres Teknik Industri ruangan Lab Multimedia.

Tapi nasib jelek menimpaku kembali, test yang harusnya sudah sanggup dimulai sempurna waktu, malah ada hambatan teknis, system sering not responding dan tak kunjung membaik hingga pukul 10. pada kesannya ujian semua penerima yang ada di Gedung gres Teknik industri batal, dan akan diikut sertakan kembali di gelombang kedua yang akan dilaksanakan jam 1 siang.

Waktu itu saya galau dengan si dicky, kita kan berangkat bareng, sedangkan beliau selesai ujian jam 1. Langsung saya chat/tlp beliau dan bener juga, hpnya gak aktif, sebab masih ujian.

Sekarang semua telah selesai , saya keluar dari ruangan sekitar jam 5 sore, dan mampir ke masjid untuk sholat dulu, kemudian pribadi menuju kerumah si dicky untuk mengembalikan helm yang masih ada dimotorku dan berharap beliau sudah ada dirumahnya. pas sudah hingga dirumahnya si dicky, alhamdulillah beliau sudah pulang.


(pas waktu dirumah dicky)

“Hee dick, iki helm mu, awakmu mau balik’e numpak opo?” -Aku

(hee dick, ini helm mu, tadi kau pulangnya naik apa?)

“aku mlaku njirr” -Dicky
(aku jalan kaki njirr)

Akupun terkejut dengan apa yang gres saja dikatakannya, jarak rumahnya cukup jauh dengan ITS,
Antara percaya gak percaya, yang terpenting saya sudah melihat beliau pulang dengan selamat dan menyerahkan helm nya, kemudian pulang.

Dihari itu saya bener-bener lelah, sebab bukan hanya fisik, pikiran pun sama, pergi pagi hingga rumah lagi jam 7 malam. Tapi dibalik itu semua ada banyak pengalaman yang sudah saya dapatkan.
Sekarang SBMPTN’17 sudah terlewati dan saya tinggal menunggu hasilnya akan menyerupai apa.

Dan hasilnya sudah menyerupai yang saya duga, saya gak lolos. Tapi waktu itu saya gak terlalu memikirkan hal itu, sebab memang dari awal sudah kurang persiapan, dan bahkan gak mencar ilmu soal-soal sbmptn sama sekali. Okelah, belum saatnya saya kuliah ditahun ini.

Sumber https://yuanizen.blogspot.com/